Makassar, Jum’at 23/05/2025//KARYAcelebes.com: 
Makassar – Di tengah hiruk-pikuk kehidupan kota, ada secercah harapan yang hadir dalam bentuk sederhana: sepiring makanan hangat dan senyuman tulus dari para prajurit. Jumat (23/5/2025), Kodam XIV/Hasanuddin kembali menebar semangat kemanusiaan lewat program “Hasanuddin Peduli” dengan menghadirkan warung makan gratis di Jalan Antang Raya, Makassar.
Dipimpin oleh Kolonel Inf M. Wahyudi Amry, PSC, MSc, bersama istri tercinta Ny. Ayi Wahyudi Amry, para prajurit tak sekadar bertugas menjaga keamanan, tetapi juga turun langsung menyajikan nasi kuning, bubur ayam, gado-gado, hingga bakso dan somay semuanya penuh kehangatan dan cinta. Ini bukan sekadar berbagi makanan, melainkan berbagi rasa, perhatian, dan penguatan jiwa bangsa.
Kehadiran Brigjen TNI Berlin Germany, S.Sos, MM, C.Fr.A., sebagai Inspektur Kodam (Irdam) XIV/Hasanuddin, memberikan makna lebih dalam. “Warung ini adalah pesan harapan. Bahwa TNI bukan hanya perisai bangsa, tapi juga pelindung hati rakyat. Kami ingin hadir dalam damai, dalam pelukan sosial yang menguatkan,” ungkapnya penuh semangat.
Yang lebih menyentuh, makanan dalam kegiatan ini berasal dari pedagang kecil dan pelaku UMKM lokal. TNI dengan penuh kesadaran mendorong roda ekonomi rakyat kecil untuk terus bergerak. Di balik sepiring makanan yang disajikan, ada harapan dari pelaku UMKM yang kini merasa lebih berarti.
Program ini sudah terlaksana lima kali di berbagai titik dan akan terus berlanjut. Setiap warung makan gratis bukan hanya tentang logistik, tapi tentang logika kemanusiaan bahwa kebersamaan dan gotong royong adalah pondasi bangsa yang kuat.
Tawa anak-anak, canda orang tua, dan rasa syukur yang terpancar dari wajah para warga menjadi bukti bahwa kebahagiaan sejati datang dari hal-hal sederhana. Abdul Galib, salah satu warga, mengungkapkan haru: “Ini bukan soal makanan. Ini tentang rasa dihargai, didengar, dan ditemani. Kami tidak sendiri.”
Lewat “Hasanuddin Peduli,” TNI menunjukkan bahwa kekuatan sejati bukan hanya dari senjata, tetapi dari hati yang peduli. Karena bangsa ini akan terus kuat, selama empati masih menyala, dan selama prajuritnya memilih untuk merangkul, bukan sekadar menjaga. (*Rz)
 
													 
								 
													 
													