Gaya hidup minimalis semakin diminati oleh kalangan milenial, terutama di kota-kota besar. Di tengah tuntutan kehidupan modern yang serba cepat dan penuh tekanan, banyak orang mulai merasa terbebani oleh kepemilikan barang-barang berlebih. Gaya hidup minimalis menawarkan solusi dengan cara hidup lebih sederhana dan fokus pada hal-hal yang benar-benar penting.
Konsep minimalisme ini berfokus pada mengurangi konsumsi barang dan menggantinya dengan pengalaman yang lebih bermakna. Milenial yang menganut gaya hidup ini cenderung memilih untuk memiliki lebih sedikit benda, seperti pakaian, gadget, atau perabotan, dan hanya menyimpan barang-barang yang benar-benar memiliki nilai atau fungsi.
Menurut para ahli, gaya hidup minimalis juga berkaitan dengan kesehatan mental yang lebih baik. “Dengan mengurangi jumlah barang yang kita miliki, kita juga mengurangi stres dan kecemasan yang sering datang dari kekacauan dalam hidup kita,” ujar psikolog Dr. Angela Sari.
Tren ini juga didorong oleh meningkatnya kesadaran tentang isu lingkungan. Gaya hidup minimalis secara tidak langsung mendukung gerakan keberlanjutan karena mengurangi pemborosan dan konsumsi yang tidak perlu. Banyak dari mereka yang menganut gaya hidup ini juga memilih produk-produk ramah lingkungan dan mendukung bisnis-bisnis lokal yang berkelanjutan.
Bagi milenial, minimalisme bukan sekadar tren, tetapi cara hidup yang memberikan ruang untuk refleksi, mengurangi distraksi, dan memungkinkan mereka lebih fokus pada hal-hal yang benar-benar penting seperti hubungan, pengalaman, dan kesejahteraan pribadi.