KARYA CELEBES

Mengungkap Fakta Tanpa Fitnah

Potret Jurnalis yang kini berkarya di Aparatur Sipil Negara

Berita Terkait

Karyacelebes.com; Makassar,Jum’at 04/10/2024 – Sebut saja namanya Mattawang SP.d .SE ,MH , dia adalah seorang mantan Jurnalis , dengan pengalaman yang ia alami, membuat  pria ini tak sukam menemui rekan – rekan wartawan ,begitu ujarnya .
Hal itu, ia tuturkan ketika wartawan Karya Celebes mewawancarai nya dikediamnya, Jumat 4 Oktober 2024.

Menjawab pertanyaan, menurut dia, dirinya suka dengan profesi Jurnalis yakni karena kesukaannya akan menulis,” begitu ucapnya . Hal tersebut ia mulai suka ketika pria asal Kajang ini duduk di bangku SMP dimana kesukaanya yaitu menulis ceritra pendek dan diakuinya hasil karyanya yang dinilai baik biasanya dipajang di Majalah Dinding di sekolah ,”begitu ujarnya.

Usai tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP), dia hijrah ke Makassar , karena belum ada pekerjaan tetap dan tuntutan hidup maka dia bekerja sebagai buruh lepas ,” kata dia , upah yang ia terima di era tahun 1990 yaitu perhari yaitu RP 1.500 , jadi kalo kali 30 hari maka sebulan , dia bisa terima RP 45 000 ,” begitu ucapnya .

Upah yang ia terima itu, selain untuk biaya hidup , sebagianya , ia sisipkan untuk biaya sekolah dan transport, “tambahnya, biaya mobil angkut yang biasa masyarakat Makassar sebut Pete – Pete dibayar jauh dekat RP 300 ,” begitu ucapnya di era tahun 1990.

“,selanjutnya ,kalo usai mengikuti proses belajar dikelas , kadangkala membantu tetangga dan tetangga yang baik hati biasanya memberi kue dan makanan , kalo dimalam hari saya biasanya nonton TV dimana acara kesukaanya yaitu dunia dalam berita dari situ saya terinspirasi ingin jadi wartawan , dalam proses perjalanan ku aku bertemu dengan seorang wartawan senior yaitu Drs Saffry Syamsuddin , karena dia melihat gelagat ku yang lincah dan suka omong , ahkirnya aku diajak ikut pelatihan jurnalis, selama satu bulan .

Setelah memahami pengetahuan tentang jurnalis ,kerja – kerja jurnalis dan kode etik , jika kelapangan aku selalu di ajak oleh Drs Saffry Syamsuddin .

Seiring tahun bertambah dengan pengelaman yang saya peroleh akhirnya kalo meliput aku tidak lagi bersama dengan wartawan senior itu .

Disaat hari libur , aku berlibur ke kampung di Desa Posi Tanah kecamatan Kajang , Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan . “Kata pria yang rama ini bahwa dia bertemu dengan Kepala Desa Posi Tanah di tahun 1997 yaitu Sudirman Pasoba , diakuinya kades itu begitu rama menyambutnya dan kemudian saya bersama dengan kepala desa tersebut bertemu dengan Camat Kajang , Drs Andi Baso Maskur MS.i .

Dia  mengingat , sejak itu ia mulai menulis berita tentang kampung halamannya seperti kerusakan jalan dan akhirnya mendapat bantuan perbaikan jalan yang disebut Prakarya . Sejak itu kampung kami tidak lagi terisolihir lagi,” begitu ucapnya .

Usai dari itu , menurutnya , pemimpin redaksi memberi kepercayaan kepada Mattawang , SP.d.SE.MH untuk bertugas di Gorongtalo yang waktu itu masih Propinsi termuda dan Gubernurnya, Ir Fadel Muhammad dan Presiden Megawati Soekarno Putri ,” begitu ucapnya. , di Gorantalo itu hanya tiga bulan lebih .

Alhamdulilah, Ir Fadel Muhammad meminta kepada wartawan yang meliput di daerahnya agar itensi pemberitaan berita tentang pertanian lebih di utamakan khususnya pemberitaan tentang Jagung  (bahasa Gorangtalo disebut Milu)dan diakuinya karena seringnya memberitakan hal tersebut Mattawang SP.d.SE.MH mendapat tanda penghargaan berupa piagam dan uang pembinaan yaitu RP 2.000.000 ( Dua Juta Rupiah ).

Setelah di Gorontalo itu, redaksi mengutus Mattawang SP.d. SE.MH ke Sulawesi Tenggara khususnya kabupaten Kolaka untuk membuka cabang Majalah Akselerasi yang dibawa pimpinan Mahmud Sali. Kemudian ia bertugas di kantor gubernur Sulawesi selatan dibahwa pimpinan Mayor Jendral Purnawirawan H. Amin Syam

Kemudian Mattawang SP.d.SE.MH melanjutkan pendidikan , S1 STK IP Jokro Aminoto Pinrang dengan konsentrasi jurusan hukum . “Kata dia, selain jadi wartawan maunya jadi Pengacara atau Atvokad.

Melihat tingkah dan sikapnya yang ramah dan santun ia diajak oleh H. Puang Aming yang berprofesi guru dimana mengajak Mattawang SP.d.SE.MH untuk jadi guru dari situ dia berpikir dan berpikir dan ahkirnya saya beralih kejurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarga Negaraan (PPKN ) di semester 4 ( empat ) , pada tahun 2005 dan wisudah gelar sarjana pendidik di kampus yang sama yakni Cokro Aminoto Pinrang .

Usai dari itu, Mattawang SP.d. SE .MH diminta dari Yayasan Pendidikan Samudra Nusantara untuk mengajar di lembaga pendidikan tersebut yakni SMK Samudra Nusantara jurusan Pelayaran Teknik Kapal Niaga dan Nautika Kapal Niaga . dan juga mengajar Hukum Maratim , disamping itu juga dia dipercaya sebagai orang nomor tiga bagian ketarunaan kurang lebih 10 tahun dan hamdulillah saya lulus guru profesional ( sertifikasi ) dan Inpassing lll A .

Usai dari itu pria yang ramah  ini bermimpi sambil menghayal yakni dengan modal keberanian dan kepercayaan akhirnya dia mendirikan yayasan pendidikan Citra Mulia Abadi .

Menurutnya perjalananya tidak begitu mulus karena banyak rintangan dan tantangan dari berbagai arah penjuruh terutama sesama dunia pendidikan .

Namun, hal itu dapat diatasi karena adanya niat dan tekad yang tulus dan ikhlas dari dia dan menjalankan hal tersebut dengan baik .

Diakuinya hal itu, ia jalankan sesuai pesan para leluhurnya bahwa untuk mencapai kebaikan pasti ada rintangan dan tidak boleh pasrah tapi terus berusaha dengan memohon kepada yang maha illahi dan terus berbuat baik dan tidak boleh ada perbedaan antara si kaya dan si miskin ,” begitu ucapnya.

Setelah berkarya 10 tahun di SMP dan SMA Citra Mulia , dia mengikut test dengan alasan coba – coba dan amdulilah Mattawang SP.d.SE.MH lulus test sebagai Apratur Sipil Negara ( ASN ) di propinsi Sulawesi Selatan dan ditugaskan di cabang Dinas wilayah satu Maros Makassar atau SMA Negri 16 Makassar . ( ans )

Bagikan:

Mengungkap Fakta Tanpa Fitnah