Seiring dengan perkembangan teknologi, pendidikan digital di Indonesia semakin menjadi sorotan. Pandemi COVID-19 mempercepat adopsi teknologi dalam sistem pendidikan, memaksa institusi pendidikan beralih ke metode pembelajaran daring. Meski perubahan ini membuka banyak peluang, sejumlah tantangan juga muncul.
Salah satu peluang terbesar dari pendidikan digital adalah peningkatan akses pendidikan. Dengan adanya internet, siswa dari berbagai daerah, termasuk daerah terpencil, bisa mendapatkan akses ke sumber daya pendidikan yang sebelumnya sulit dijangkau. Platform e-learning seperti Ruangguru, Zenius, dan Quipper telah membantu ribuan siswa di seluruh Indonesia.
Namun, tantangan besar dalam implementasi pendidikan digital di Indonesia adalah kesenjangan infrastruktur. Tidak semua daerah memiliki akses internet yang stabil, dan biaya perangkat digital masih menjadi hambatan bagi banyak keluarga. Selain itu, kemampuan guru dalam memanfaatkan teknologi juga menjadi isu penting yang perlu ditangani melalui pelatihan yang memadai.
Pemerintah telah berupaya mengatasi masalah ini dengan menyediakan subsidi internet dan meluncurkan program pelatihan guru berbasis teknologi. Namun, kolaborasi yang lebih erat antara pemerintah, sekolah, dan sektor swasta diperlukan untuk menciptakan sistem pendidikan digital yang lebih inklusif dan merata.
Pendidikan digital di Indonesia memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, namun butuh waktu, sumber daya, dan kebijakan yang tepat agar transformasi ini bisa berjalan dengan maksimal dan adil bagi seluruh pelajar.
