KARYA CELEBES

Mengungkap Fakta Tanpa Fitnah

Kongres PSI Nama Jokowi Masih Membayangi Sebagai Calon Ketua Umum

Berita Terkait

Makassar, Kamis 11/07/2025// KARYAcelebes.com – Partai Solidaritas Indonesia (PSI) bakal menggelar rangkaian kongres yang agenda puncaknya adalah pemilihan calon ketua umum baru di Solo, Jawa Tengah, akhir pekan depan.
Nama Presiden ketujuh RI Joko Widodo (Jokowi)–yang juga ayah dari Ketum PSI saat ini Kaesang Pangarep–disebut masih akan membayangi partai itu.

Sinyal itu pun diperkuat dengan gelaran kongres yang dilaksanakan di kampung halaman Jokowi, Solo. Bahkan salah satu arena yang dipakai adalah Graha Saba Buana yang dikenal sebagai milik keluarga Jokowi.

Selain itu, Kaesang pun masuk bursa kuat caketum PSI selanjutnya.

Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia (ASI), Ali Rif’an menyebut ada dua analisis yang bisa dilihat dari alasan Kongres PSI akan digelar di Solo.

Pertama, lokasi itu akan menjadi simbol dan asosiasi PSI dengan Jokowi.

Menurut Ali, alasan itu penting sebagai upaya untuk mengerek popularitas dan elektabilitas PSI di 2029.

Dia menyebut PSI saat ini membutuhkan figur yang kuat seperti Jokowi. Sehingga, lokasi itu dinilai tak lebih dari strategi elektoral.

Kedua, Ali meyakini PSI ke depan hampir bisa dipastikan akan kembali dipimpin Kaesang Pangarep, meski partai tersebut mengklaim telah melakukan proses pemilihan secara demokratis lewat e-voting.

Dengan Kaesang di pucuk partai kelak, akan sulit memungkiri tak ada bayang-bayang Jokowi di sana walaupun sebatas memberi nasihat atau arahan.

“Secara otomatis, figur yang akan memimpin PSI ke depan adalah keluarga Solo. Kaesang 90,9 persen berpotensi memimpin PSI kembali di bawah mentor langsung ayahandanya,” kata Ali saat dihubungi, Jumat (11/7).

Ironi partai anak muda dan pengkultusan figur
Meski begitu, Ali menilai strategi tersebut bukan tanpa masalah. Sebagai partai yang selama ini diasosiasikan dengan anak muda dan modern, terlalu mengkultuskan ke figur tertentu tidak sehat dalam konteks pelembagaan partai, kata Ali.

Partai modern, terang dia, adalah partai yang mengandalkan mesin partai, bukan figur. Di sisi lain, jika partai terlalu diasosiasikan ke salah satu figur, pasang surut partai akan sangat bergantung pada figur tersebut.

“Jika figur tersebut misalnya citranya lagi merosot, maka partai juga akan ikut merosot. Ini sisi negatifnya. Sehingga partai sudah semestinya lebih mengandalkan program, ideologi, fatsun politik, dan pelembagaan partai,” kata Ali.

Arah politik 2029
Hal senada disampaikan Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro. Dia meyakini Kaesang akan kembali dikukuhkan sebagai Ketua Umum PSI pada Kongres mendatang.

Namun di luar itu, Agung juga meyakini ke depan peluang PSI untuk masuk parlemen juga terbuka lebar. Sebab, di bawah Kaesang secara otomatis mesin politik keluarga Solo akan semakin terkonsolidasi.

Bahkan, kata dia, bukan tidak mungkin kans Jokowi untuk menjadi Ketua Dewan Pembina semakin terbuka lebar.

“Kalau memang Kaesang ketua umumnya, maka salah satu usulan untuk menjadi ketua dewan pembinanya adalah Pak Jokowi. Bila itu terjadi, maka ini potensi bahwa PSI masuk parlemen bukan sekadar wacana atau mimpi,” kata Agung saat dihubungi Kamis (10/7).

Selain itu, asosiasi keluarga Solo di balik PSI, lanjut Agung, juga dinilai sebagai strategi politik yang baik. Di tengah party id atau kedekatan masyarakat dengan partai yang kecil di Indonesia, strategi pengkultusan terhadap tokoh atau figur sebagai langkah yang baik.

Kehadiran Jokowi, menurutnya, akan banyak membantu PSI dalam melakukan kerja-kerja politiknya ke depan. Sehingga, kata Agung, PSI harus memanfaatkan dan memaksimalkan nama Jokowi.

“Karena kemarin evaluasi terbesarnya ketika PSI sudah punya resource, punya kader-kader muda militan, ternyata figur tokoh beluk tampak,” kata Agung.

# Redaksi KARYAcelebes.com

#MERAHTOTO

Bagikan:

Mengungkap Fakta Tanpa Fitnah